Langsung ke konten utama

Kerjasama MSV Pictures dengan Universitas Tarumanagara


Pada hari ini, Selasa 13 September 2017 diadakan penandatanganan kerjasama antara MSV Pictures dengan Universitas Tarumanagara Jakarta.  Kerjasama tersebut merupakan komitmen bersama kedua institusi dalam rangka pengembangan animasi Indonesia agar perfilman Indonesia semakin mendunia.  CEO MSV Pictures yaitu Aryanto Yuniawan menghadiri langsung dan ikut menandatangani perjanjian dengan  Universitas Tarumanagara, dalam hal ini Fakultas Seni Rupa dan Desain diwakili oleh Toto M. Mukmin S.Sn., M.Hum. sebagai Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual. 

Kampus FSRD Untar relatif baru berdiri (1994) dibanding induknya Universitas Tarumanagara yang berdiri sejak 18 Juni 1959 namun sangat antusias dalam meramaikan dunia animasi Indonesia. Terbukti kiprah mereka saat mengadakan Talkshow, Seminar Animasi, Lomba Asiagraph Reallusion Award Local Round Indonesia, dan Pameran Studio-studio Animasi pada Fast Fest 2017 yang disponsori oleh MSV Pictures.  Dalam event besar nasional tersebut, Battle of Surabaya (BOS) The Series turut diputar pada tanggal 2 – 5 Mei 2017.

Universitas Tarumanagara sendiri mengambil nama dari sebuah kerajaan besar di tanah Sunda pada masa silam yaitu Kerajaan Tarumanagara.  Di bawah pimpinan Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanagara pernah mencapai masa jayanya pada abad ke-VI. 

Kerjasama ini bagi MSV Pictures sendiri merupakan pengembangan cluster studio setelah sebelumnya membangun kerjasama dengan berbagai pihak.  Ke depan, diharapkan perfilman Indonesia pada umumnya dan animasi Indonesia pada khususnya semakin maju dan dapat diterima baik pasar Indonesia dan pasar Internasional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ajisaka Film Animasi Layar Lebar Indonesia Kedua Setelah Battle of Surabaya?

Pagi ini, terhitung sejak artikel ini dimuat, laman resmi MSV Pictures menampilkan homepage menawan yang tokoh film animasi Ajisaka : The King and the Flower of Life .  Tidak luput dari perhatian khalayak adalah keterangan di bawahnya yaitu Coming Soon in 2019. Membuat film animasi memang tidak mudah seperti membalik telapak tangan.  Tidak pula semudah membuat film live action atau film yang disyuting secara langsung.  Selain itu tahap pembuatan konsep dan produksi memakan waktu yang cukup lama.  Sebagai gambaran, sebuah klip animasi 2D yang diputar selama 3 menit bisa memakan waktu produksi selama 3 bulan dan itupun digarap oleh banyak orang.  Terbayang kan berapa waktu yang dibutuhkan untuk membuat film durasi 60 menit.  Itu kalau lancar, belum ditambah waktu observasi dan bongkar muat gambar kalau cerita diubah karena hal teknis dan lain hal. Film Ajisaka ini merupakan film animasi yang telah terdengar isunya sejak beberapa tahun terakhir.  B...

Skrining Animatik Film Animasi Ajisaka

Salah satu proses pembuatan film animasi yang selalu dilakukan di  MSV Pictures adalah  animatic screening  atau nonton bersama animasi kasar yang masih berupa sketsa.  Proses ini diperlukan untuk menunjukkan jalan cerita dan hal-hal teknis di sekitarnya apakah rasional dan dapat diterima penonton ataukah tidak. Animatic screening  film animasi layar lebar Indonesia berjudul  Ajisaka : The King and the Flower of Life  untuk terakhir kalinya diadakan oleh team produksi MSV Pictures pada hari Kamis 14 September 2017.  Acara internal yang dihadiri Profesor Suyanto dan  Aryanto Yuniawan  tersebut dilaksanakan di bioskop yang berada di gedung  Universitas Amikom  lantai 4.  Di akhir pemutaran film, diadakan sesi tanya jawab untuk mengevaluasi film yang baru saja mereka tonton.  Siapapun yang ada dalam ruangan bisa mengevaluasi cerita tadi.  Setiap sudut cerita dan adegan sudah diperhitungkan dengan matang seh...

Anang - Ashanty Kunjungi MSV Pictures

Anang – Ashanty, pasangan artis ternama Indonesia pada hari Jum’at 22 September 2017 berkunjung ke  MSV Pictures .  Diterima dengan ramah oleh para kru MSV Pictures, Anang melihat-lihat suasana kerja perusahaan produsen film animasi layar lebar bertaraf internasional tersebut. Anang Hermansyah  dikenal publik sebagai penyanyi, musisi, produser, dan sekarang menyandang predikat sebagai anggota dewan.  Adapun  Ashanty  istrinya selain dikenal sebagai penyanyi juga mempunyai profesi sebagai aktris dan  television personality.   Pelantun lagu  Jodohku  yang berhidung mancung tersebut mempunyai usaha di bidang kosmetik dan kuliner.  Dilihat dari jalan hidup masing-masing, keduanya mempunyai kesamaan yaitu telah menekuni dunia entrepeneurship sejak lama. Dalam kaitannya dengan entrepeneurship tersebut, pasangan Anang – Ashanty melanjutkan lawatan ke  Universitas Amikom  untuk memberikan kuliah umum tentang kewirausa...