Langsung ke konten utama

Battle of Surabaya Lahir dari Studio Sederhana


Battle of Surabaya merupakan film animasi layar lebar pertama dari Indonesia yang meraih puluhan penghargaan nasional maupun internasional. Bulan Juli 2017 ini ia kembali dinobatkan sebagai film animasi terbaik pada festival film NICE IFFdi Prancis.  Sebegitu hebatnya film ini sehingga dipenuhi oleh pujian dan penghargaan bahkan sejak film ini baru berupa trailer.  Pastilah ia diproduksi dari sebuah studio yang komplit fasilitasnya, begitu mungkin yang muncul di benak masyarakat.  Ternyata tidak, salah besar!!!  Ia muncul dari sebuah studio sederhana pada awalnya.

Adalah seorang anak muda, mahasiswa sebuah sekolah tinggi komputer swasta di Yogyakarta magang di PT MSV yang merupakan perusahaan advertising pembuat spanduk, baliho, dan lain sebagainya.  Ia menekuni pekerjaannya hingga PT MSV berubah menjadi PT MSV Pictures.  Jatayu merupakan film animasi perdana yang diproduksi dari lima buah komputer.  Ya, lima komputer jadul dengan spesifikasi biasa!  Namun jangan salah, tekad seringkali mengalahkan segalanya.
Dari Jatayu, muncullah sederet karya animasi yang bisa dipublikasikan diantaranya adalah Petualangan Abdan, Lembah halilintar, Good Bye World, Briptu Dorman, The Letter Heaven, The Professional, dan lain-lainnya.  Selain itu, banyak produk yang tidak boleh dipublikasi karena merupakan proyek pesanan pihak luar.

Anak muda yang sekarang menjadi CEO MSV Pictures itu, Aryanto Yuniawan, mengenang bahwa Petualangan Abdan pernah ditawarkan ke sebuah stasiun TV nasional.  Namun apa yang terjadi? Ditolak mentah-mentah!!!   "Film anda nggak laku. Percuma ditayangkan di TV kami," ujar Aryanto menirukan kalimat yang dilontarkan seenaknya oleh sang pengelola TV nasional tersebut.  Waktu itu belum terjadi geger film  Upin-Ipin yang  berhasil  "menggoyang"  sudut pandang pemirsa di Indonesia bahwa animasi dengan latar belakang Asia juga bisa ditampilkan.

Aryanto menambahkan, "Itulah latahnya TV Indonesia. Menerima dulu dari luar, baru minta dari dalam". Petualangan Abdan itu mirip-mirip Upin-Ipin walaupun 2D. Melihat betapa tak ada penghargaan terhadap Petualangan Abdan, Aryanto sampai-sampai bilang : "Gratis nggak apa-apalah. Tapi mereka tetap tidak mau. Alasannya sudah tidak ada slot. MSV harus beli slot. Blocking time. Untuk ukuran Amikom waktu itu sangat berat. Nilainya besar. Kalau sekarang mungkin kecil bagi Amikom," lanjutnya.

Akhirnya Petualangan Abdan diikutkan lomba dan muncul sebagai juara II tingkat nasional.  Tahun 2009 ia diikutkan lomba di INAICTA.  Tahun 2010, Petualangan Abdan masuk nominasi 5 besar lomba di Taiwan.  Kemudian Aryanto berfikir, dari cuplikan Petualangan Abdan ada cuplikan tentang Pahlawan Kecil. "Saya bilang ke awak 2D, kita bikin trailer. Saya yang buat struktur trailernya.  Yang penting trailernya bagus. Nanti saya carikan investor," lanjutnya.

Tahun 2012 trailer tersebut diikutkan festival INAICTA dan menang juara satu.  Pada Indigo fellowship, trailer tersebut menang lagi.  Trailer itulah yang kemudian dijadikan film layar lebar "Battle of Surabaya" dan berhasil dilaunching pada bulan Agustus 2015.  Kini, MSV Pictures dengar-dengar akan segera melaunching film animasi layar lebar keduanya Ajisaka.  Mungkin akan menjadi film animasi layar lebar Indonesia kedua dan mereka harapkan mengulang kesuksesan film pertamanya.  Semoga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ajisaka Film Animasi Layar Lebar Indonesia Kedua Setelah Battle of Surabaya?

Pagi ini, terhitung sejak artikel ini dimuat, laman resmi MSV Pictures menampilkan homepage menawan yang tokoh film animasi Ajisaka : The King and the Flower of Life .  Tidak luput dari perhatian khalayak adalah keterangan di bawahnya yaitu Coming Soon in 2019. Membuat film animasi memang tidak mudah seperti membalik telapak tangan.  Tidak pula semudah membuat film live action atau film yang disyuting secara langsung.  Selain itu tahap pembuatan konsep dan produksi memakan waktu yang cukup lama.  Sebagai gambaran, sebuah klip animasi 2D yang diputar selama 3 menit bisa memakan waktu produksi selama 3 bulan dan itupun digarap oleh banyak orang.  Terbayang kan berapa waktu yang dibutuhkan untuk membuat film durasi 60 menit.  Itu kalau lancar, belum ditambah waktu observasi dan bongkar muat gambar kalau cerita diubah karena hal teknis dan lain hal. Film Ajisaka ini merupakan film animasi yang telah terdengar isunya sejak beberapa tahun terakhir.  Bagaimanapun, film pertama besutan

Skrining Animatik Film Animasi Ajisaka

Salah satu proses pembuatan film animasi yang selalu dilakukan di  MSV Pictures adalah  animatic screening  atau nonton bersama animasi kasar yang masih berupa sketsa.  Proses ini diperlukan untuk menunjukkan jalan cerita dan hal-hal teknis di sekitarnya apakah rasional dan dapat diterima penonton ataukah tidak. Animatic screening  film animasi layar lebar Indonesia berjudul  Ajisaka : The King and the Flower of Life  untuk terakhir kalinya diadakan oleh team produksi MSV Pictures pada hari Kamis 14 September 2017.  Acara internal yang dihadiri Profesor Suyanto dan  Aryanto Yuniawan  tersebut dilaksanakan di bioskop yang berada di gedung  Universitas Amikom  lantai 4.  Di akhir pemutaran film, diadakan sesi tanya jawab untuk mengevaluasi film yang baru saja mereka tonton.  Siapapun yang ada dalam ruangan bisa mengevaluasi cerita tadi.  Setiap sudut cerita dan adegan sudah diperhitungkan dengan matang sehingga selalu ada penjelasan dari team produksi maupun team cerita.  Semoga

Penuhi Rasa Kangen Penonton, MSV Godok BoS the Series

Setelah merilis film animasi pertama Indonesia, kini MSV Pictures yang bermarkas di Yogyakarta akan membuat Battle of Surabaya the Series. Kira-kira mau gimana ya the series ini dan akan tayang dimana? Jadi penasaran nich...gimana menurut kalian?